Jadi kesimpulan yang bisa saya ambil dari babe yaitu, beliau hanya menekankan kepada, ketidaktahuan orang-orang di luar sana yang tidak tau tentang Kota Tenggarong, yang menganggap bahwa pasca terjadinya tragedi Jembatan Kukar itu masyarakat di sana terisolir sehingga menghambat kegiatan serta perekonomian penduduk, itu sama sekali tidak benar, karena seperti yang saya tulis di atas, akses dari Tenggarong - Samarinda, begitu pula sebalik nya, masih bisa di tempuh melalalui jalur lama (loa janan) *kami menyebut jalur lama karena jalur ini sudah ada sejak lama sebelum jembatan kukar di bangun.
Oke, dan untuk para korban, ibu saya bilang sudah hampir 50an helm yg di temukan mengapung, tapi tidak demikian dengan jasad-jasad yang di temukan. sebenarnya kita dapat menyimpulkan seberapa banyak korban yang belum di temukan jasad nya berdasarkan jumlah helm yang di temukan mengapung.
Dari sumber liputan6 hingga siang ini pukul 14.02, korban tewas berjumlah 18 orang, hilang 33 orang. Kondisi pada saat kejadian adalah sore hari, weekend, dan traffic di atas jembatan sedikit terganggu oleh adanya perbaikan (saya kurang tahu perbaikan jenis apa), so otomatis lalu lintas kendaraan tidak lancar, jadi banyak mobil yang terhenti di atas jembatan tersebut ketika ambruk, di tambah lagi banyak nya orang yang ingin ke samarinda untuk weekend, orang-orang yang pulang dari tempat kerja, dan orang-orang dari samarinda yang berkunjung ke Kota Raja Tenggarong, begitu pula sebaliknya. :(
Ya ALLAH, mudah-mudahan jasadnya cepat di temukan, gak kebayang gimana tim SAR bekerja, karena setau saya apabila sore hari sungai mahakam pasang, warna air sedikit berubah keruh, apalagi kalau turun hujan, otomatis menghambat pencarian jasad korban. Ibu saya juga bercerita mengenai warga yang membuka jasa penyeberangan menggunakan rakit (rakit dengan tali tambang) yang di gunakan untuk menyeberangi sungai mahakam bagi warga yang masih ingin bepergian melewati jalur baru.
Selain itu, kemiringan tiang pancang jembatan yang hingga saat ini belum di rubuhkan juga mempengaruhi evakuasi korban, karena ibu saya bilang pancang-pancang tersebut sudah miring, dan kadang-kadang terdengar seperti suara besi yang bergesekan (seperti mau rubuh, tapi tidak rubuh) sehingga pihak keamanan memberikan police line agar warga tidak mendekat, takut kalau tiba-tiba tiang pancang tersebut ambruk secara tiba-tiba dan menelan korban.
Mohon Doa nya lagi dari teman-teman sekalian agar proses pencarian jasad-jasad para korban ini dapat berjalan dengan lancar, Amin.. dan salut untuk tim Penyelamat yang hingga hari ini masih berjuang mencari jasad korban.
→ Komentar yang menyertakan link aktif, iklan atau titip link akan dimasukan ke folder SPAM
→ Gunakan kode ini utk Emoticon (tanpa ♦)
:) ♦ :( ♦ ;) ♦ :p ♦ =( ♦ ^_^ ♦ :D ♦ =D ♦ |o| ♦ @@ ♦ :-bd ♦ :-d ♦ :ngakak: ♦ :lol: ♦ :love: