Pertanyaan yang saya lemparkan kemarin yaitu “Apakah yang anda maksud dengan membumikan akhlak islam tersebut menurut versi kalian (kelompok 4)?” dan dari penjelasan singkat Bapak Junaidi saya dapat mengambil kesimpulan bahwa membumikan akhlak islam disini adalah tentang bagaimana kita para manusia / umat yang menempati Bumi ALLAH SWT ini agar dapat menurunkan / membumikan / mensyiar’kan mengenai sebagian sifat-sifat ALLAH SWT yang ada pada diri kita manusia, lebih spesifik nya yaitu yang terdapat pada kita para umat muslim.
Sifat-sifat yang di maksud adalah sifat-sifat umum yang pada dasarnya sudah di miliki oleh setiap individu, yaitu sifat “saling”, saling menyayangi, saling mengasihi, saling berbagi, saling perduli dan masih banyak lagi.
Sifat tersebut juga tidak tertutup hanya untuk sesama muslim atau sesama mahluk hidup saja, sifat-sifat tersebut ada baiknya kita terapkan juga pada setiap individu baik muslim atau pun non muslim, baik mahluk hidup atau pun benda mati, contoh nya adalah benda-benda kesayangan anda atau benda-benda mati yang ada di sekitar kita. Bapak Junaidi kemarin mencontohkan tentang pot bunga. Sebagai muslim yang baik dan berakhlak sebaiknya kita tidak bertindak secara sepihak terhadap pot bunga tersebut, seperti membuang sampah dan mengotori pot bunga itu. Pada umum nya kita bertindak seperti itu mungkin karena sebagian dari kita “berfikir toh benda mati ini juga”, padahal apabila kita telaah lebih jauh mengenai “membumikan akhlak islam” dan apabila kita memang seorang umat yang berakhlak dan memiliki sifat “saling” tentunya kita akan mengurungkan niat tersebut.
Dari ulasan dan penjelasan Bapak Junaidi ini saya mengambil intisari dan kesimpulan bahwa pada dasarnya kita para umat manusia memiliki “bagian-bagian/sebahagian” dari sifat-sifat sang khaliq yaitu ALLAH SWT yang sebenar nya sangat patut untuk kita jaga kemurnian nya. selain di jaga sangat baik apabila kita mampu mendakwahkan / mensyiarkan nya. Dakwah itu bisa di mulai melalui ruang lingkup yang sederhana dulu, semisal lewat orang-orang terdekat kita, kakak, adik, keluarga, teman ataupun sahabat.
Untuk sifat-sifat yang saya maksud disini, dapat saya ambil satu contoh yaitu mata, seperti yang kita ketahui dalam 99 Asmaul Husna (sifat-sifat ALLAH SWT) salah satu nya yaitu ALLAH adalah “Maha Melihat [Asmaul Husna Al-Bashir (البَصِير) ]”, dan kita sebagai umat ciptaan NYA di berikan sebagian sifat dan alat untuk itu oleh ALLAH SWT yaitu “mata” yang kita gunakan untuk melihat. Dan pertanyaan saya, apakah pantas apabila mata pemberian sang khaliq ini yang secara tidak langsung adalah sebagian dari sifat-sifat ALLAH SWT itu kita pergunakan untuk tujuan yang tidak baik / negativ? Apakah dapat di sebut seseorang tersebut berakhlak? Disinilah maksud dan esensi luas nya mengenai “akhlak” kaitan nya dengan “membumikan akhlak islam”.
Untuk contoh-contoh lain saya kira teman-teman dapat meng’analogikan sendiri. Bagi saya pribadi, agama Islam adalah agama yang masuk akal karena kebenaran nya dapat di cerna secara logis. dan dari satu contoh sederhana di atas saya kira sudah dapat tarik kesimpulan dan benang merah dari Sifat-sifat ALLAH SWT (Asmaul Husna) yang kaitan nya terhadap manusia / umat yaitu “membumikan akhlak islam”.
Saya kira itu saja yang dapat saya uraikan pada bab ini mengenai bagaimana “membumikan akhlak islam” di bumi ALLAH SWT ini. Tentunya bukan tanpa alasan mengapa ALLAH SWT memilih Manusia sebagai Khalifah di planet Bumi ini.
→ Komentar yang menyertakan link aktif, iklan atau titip link akan dimasukan ke folder SPAM
→ Gunakan kode ini utk Emoticon (tanpa ♦)
:) ♦ :( ♦ ;) ♦ :p ♦ =( ♦ ^_^ ♦ :D ♦ =D ♦ |o| ♦ @@ ♦ :-bd ♦ :-d ♦ :ngakak: ♦ :lol: ♦ :love: